Peran Notaris dalam Memberikan Kepastian Hukum  Terhadap Hak Mewaris Penderita Ambiguous Genitalia berdasarkan Hukum Waris Islam

Naufal Taris Pohan; Suprayitno; Rosnidar Sembiring

doi:10.37567/al-sulthaniyah.v14i1.3581

Naufal Taris Pohan Universitas Sumatera Utara
Suprayitno Universitas Sumatera Utara
Rosnidar Sembiring Universitas Sumatera Utara

DOI: https://doi.org/10.37567/al-sulthaniyah.v14i1.3581

Keywords: Notary, Islamic Inheritance Law, Ambiguous Genitalia

Abstract

In society, some individuals are born with genitalia that do not conform to typical male or female characteristics, a condition medically referred to as ambiguous genitalia. This study adopts a normative juridical approach, utilizing statutory and conceptual approaches. Legal materials were obtained through literature reviews and interviews and were analyzed using grammatical interpretation and legal argumentation techniques, including analogy. The findings indicate that, from the perspective of Islamic law, ambiguous genitalia can be classified analogously to the condition of khunsa. A notary may draft a Certificate of Inheritance Rights or an Act of Separation and Distribution of Inheritance as long as all heirs mutually agree to resolve the matter outside the court. However, if the heirs cannot reach a consensus, the notary may direct them to submit an inheritance determination request to the local Religious Court. In drafting such legal documents, a notary may act as a legal innovator to address legal gaps not yet regulated by statutory provisions, provided that all parties involved agree.

References

Ali, Z. (2011). Metode Penelitian Hukum. Sinar Grafika.

Anwar, A., & Bahri, S. (2017). Studi Kasus Putusan Nomor 92/Pdt.G/2009/PA-Mdn tentang Pembagian Warisan sama Rata Anak Laki-Laki dan Anak Perempuan. Jurnal Ilmiah Mahasiswa: Bidang Hukum Keperdataan, 1(2), 33–48.

Arfan, N. T. (2024). Aswanto Paparkan Syarat-Syarat Negara Hukum.

Asshiddiqie, J. (2024). Gagasan Negara Hukum Indonesia.

BPS. (2024). Statistik Indonesia 2024.

Chrisendo, D. (2024). Daniel Chrisendo. https://kumparan.com/daniel-chrisendo1519120338494/siapkah-indonesia-mengakui-gender-ketiga-1vONmPcbjkk/

Ediati, A. (2015). Ambiguous genitalia:Dampak psikologis dan kebutuhan pendampingan psikologis sepanjang hayat. Obstetric Imaging: Fetal Diagnosis and Care, 2nd Edition, 72-74.e1. https://doi.org/10.1016/B978-0-323-44548-1.00018-8

Eva, I. (2017). Hukum Islam, Demokrasi Dan Hak Asasi Manusia. Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi, 17(2), 24–31.

Kurniawan, B., Yusyirah, H., Nugroho, J., & ... (2023). Studi Putusan Nomor 92/Pdt. G/2009/PA Medan Tentang Pembagian Waris Islam Terhadap Perempuan Sebagai Kepala Keluarga (Perspektif Muhammad Syahrur). Journal of Law and …, 1(2), 174–184. https://panitera.amiin.or.id/index.php/panitera/article/view/12%0A

Lubis, I. (2024). Wawancara.

Marzuki. (2013). Pengantar Studi Hukum Islam. Ombak.

Mertokusumo, S. (2025). Notaris Dalam Hukum Perdata Nasional.

Muhaimin. (2020). Metode Penelitian Hukum. Mataram University Press.

Mulyono. (2014). Peran Penemuan Hukum Oleh Notaris Berkaitan Dengan Pembuatan Akta-Akta Penjualan Jaminan Kredit Macet Yang Dijamin Dengan Hak Tanggungan. https://mulyonotaris.blogspot.com/2014/06/Peran-Penemuan-Hukum-Oleh-Notaris.Html

Mulyono. (2025). Peran Penemuan Hukum Oleh Notaris Berkaitan Dengan Pembuatan Akta-Akta Penjualan Jaminan Kredit Macet Yang Dijamin Dengan Hak Tanggungan.

Rafli, M., Rinaldy Bima, M., & Adha Hamzah, Y. (2024). Peran Notaris dalam Pengaturan Hak Ahli Waris dalam Kasus Warisan Tanah dan Properti Di Kepulauan Selayar. Qawanin Jurnal Ilmu Hukum, 5(1), 45–61. https://doi.org/10.56087/qawaninjih.v5i1.471

Rahman, F. A. (2018). Penerapan Prinsip Kehati-Hatian Notaris Dalam Mengenal Para Penghadap. Jurnal Lex Renaissance, 3(2), 423–440. https://doi.org/10.20885/jlr.vol3.iss2.art11

Saliro, S. S., & Kasmaja, R. (2019). Studi Komparatif Hak Waris Transgender Menurut Kitab Undang-Undang Hukum Perdata dan Hukum Islam. Jurnal Mahkamah, 4(1).

Setiawan, V. A. (2010). Peran Notaris Dalam Melakukan Penemuan Hukum Dikaitkan Dengan Sikap Netral Notaris Dalam Kode Etik dan Undang – Undang Nomor 30 Tahun 2004, FH UI.