TRADISI RIAS PENGANTIN DALAM ADAT PERNIKAHAN MASYARAKAT MELAYU SAMBAS DI DESA SEKURA TAHUN 1972-2018

  • Vira Lulu Kartika Fakultas Dakwah dan Humaniora Institut Agama Islam Sultan Muhammad Syafiuddin Sambas
  • Risa Fakultas Dakwah dan Humaniora Institut Agama Islam Sultan Muhammad Syafiuddin Sambas
Keywords: Mantra, Marriage, Sambas Malay

Abstract

This study aims to explain how the tradition of using bridal makeup spells in Sambas Malay wedding tradition in Sekura Village in 1972-2018. This study uses historical research methods, with stages including heuristics, verification, interpretation, and historiography. The results of the study have shown that the use of bridal makeup spells in Sekura Village since the past until now is still used. The tradition of using bridal make-up spells is believed to have been around for a long time, because around 1972 there was a widespread use especially in Sekura Village, but over time the tradition of using bridal make-up spells in the 2000s changed. In this case, the change in question has not undergone many changes in the procession of its use, whether it is in the change in the role of mak inang as the servant of the bride (bridal makeup), tools and materials used for the used, bekasai, betangas, practice of using bridal make-up spells, and procedures how to use bridal makeup spells, which are part of the ornate tradition in the pre-wedding custom of the Sambas Malay community through periods of researchers doing. There are also several factors driving and inhibiting the tradition of using bridal makeup spells in the wedding tradition of the Sambas Malay community in Sekura Village, while the factors driving the tradition of their use are; a) The existence of makeup artists (mak inang); b) Easy inheritance of spells; c) Parental strength is strong against supernatural powers; d) The unavailability of a special spa or sauna pre-wedding treatment, as for the traditional factors inhibiting the use of bridal makeup spells namely; a) Lack of interest in the next generation to become makeup artists; b) The emergence of modern beauty cosmetology products and technology; c) The mindset of the people is getting more advanced.

References

Ardani, Irfan, (2013) “Eksistensi Dukun dalam Era Dokter Spesialis”, Jurnal Kajian Sastra dan Budaya

Asrif, (2014). “Identifikasi, Pemetaan, dan Pelindungan Sastra Lokal Sulawesi Tenggara”, Jurnal Kandai

Ayadimal, Dede, (2013) “Mantra Pamaga Diri di Nagari Panti Kabupaten Pasaman”, Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Din, Haron dan Kassan, Mokhtar, (2016). Kaedah Merawat Susuk, Malaysia: PTS Publishing House Sendirian Berhad

Dok, Go, (2019). Beautyclopedia: 110 Rahasia Cantik Alami, Jakarta: PT Grasindo

Erlinawati, Wulan Septa, (2018). “Pengaruh Proporsi Tepung Beras dan Bubuk Kunyit Putih (Curcuma zedoaria Rosc) Terhadap Hasil Lulur Bubuk Tradisional”, Jurnal e-Journal

Fakihuddin, Lalu, (2015). “Eksistensi Masalah Supranatural dalam Folklor Lisan Sasak: Suatu Kajian Tematis Terhadap Cerita Rakyat Sasak yang Telah Didokumentasikan”, Jurnal Mabasan

Fitria, Tira Nur, (2017). “Bisnis Jual Beli Online (Online Shop) dalam Hukum Islam dan Hukum Negara”, Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam

Isnaini, H, (2007). Mantra Asihan: Struktur, Konteks Penuturan, Proses Penciptaan dan Fungsi, Skripsi, Program S1 Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung

Jasentika, Metty, (2013). Mantra Pelaris Dagangan dalam Masyarakat Hilia Parik Nagari Lubuk Basung Kecamatan Lubuk Basung Kabupaten Agam, Skripsi, Program S1 Sastra Indonesia, Universitas Negeri Padang, Padang,

Kesuma, Kiki Adi, (2018). Konsep Diri Pria Make Up Artist (Studi Kualitatif Konsep Diri Pria Make Up Artist Di Kota Medan), Skripsi, Program S1 Ilmu Komunikasi, Universitas Sumatera Utara, Medan


Mastikah, (2017). “Analisis Tawar Dari Suku Kutai di Desa Muara Kedang Kecamatan Bongan Kabupaten Kutai Barat Ditinjau dari Bentuk Mantra”, Jurnal Ilmu Budaya

Mulanto, Joko, (2015). Tari Kretek: Pewarisan Bentuk, Nilai, dan Maknanya, Skripsi, Program S1 Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang, Semarang

Mulianda, Cendekia Airedeta, dkk, (2017). “Gambaran Penggunaan Terapi Uap (Sauna) pada Obesitas”, Jurnal Inovasi

Noviana, Avinda. (2013). “Mantra Batatah di Nagari Lubuk Layang Kecamatan Rao Selatan Kabupaten Pasaman”, Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Nurdiana, Venita, (2012). Pangantan Tandhu Tradisi Pernikahan Masyarakat Desa Legung Kabupaten Sumenep, Skripsi, Program S1 Ilmu Sejarah, Universitas Negeri Malang, Malang

Nurjamilah, Ai Siti, (2015). “Mantra Pengasihan: Telaah Struktur, Konteks Penuturan, Fungsi, dan Proses Pewarisannya”, Jurnal Riksa Bahasa

Pringgawidagda, Suwarna. (2006). Tata Upacara dan Wicara: Pengantin Gaya Yogyakarta, Yogyakarta: Kanisius

Purwaningsih, Eko, (2007). Bawang Putih: Buku Pengayaan Seri PKK, Bandung: Ganeca Exact,.

Putri, Dias Pratami, (2017). “Keanekaragaman Tumbuhan Untuk Bahan Betangas”, Jurnal Media Konservasi

Rahmah, (2013). “Struktur dan Pewarisan Mantra Pasisik di Kenagarian Candung Kecamatan Ampek Angkek Kabupaten Agam”, Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia

Rismawati, (2017). Perkembangan Sejarah Sastra Indonesia, Banda Aceh: Bina Karya Akademika

Sari, Ganis Tri Atmini Puspita, (2013). Perencanaan dan Perancangan Interior Wedding Center Di Tawangmangu (Ballroom, Wedding Shop, Ruang Persiapan), Skripsi, Program S1 Desain Interior, Universitas Sebelas Maret, Surakarta

Sedyawati, Edi, (2008). Keindonesiaan dalam Budaya (Jilid II), Jakarta: Wedatama Widya Sastra

Setiadi, Elly M, dkk, (2006), Ilmu Sosial Budaya Dasar: Edisi Ketiga, Jakarta: Kencana

Setiawan, Eko N, dkk, (2017). “Konflik Tata Ruang Kehutanan dengan Tata Ruang Wilayah (Studi Kasus Penggunaan Kawasan Hutan Tidak Prosedural untuk Perkebunan Sawit Provinsi Kalimantan Tengah)”, Jurnal Bhumi

Soedjijono, dkk, (1987)Struktur dan Isi Mantra Bahasa Jawa di Jawa Timur, Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Soekanto, Soerjono dan Sulistyowati, Budi, (2014). Sosiologi Suatu Pengantar: Edisi Revisi, Jakarta: Rajawali Press

Sugeha, Rezki A, (2014). Komparasi Adat Pernikahan Suku Mongondow dan Suku Gorontalo (Suatu Penelitian di Bolaang Mongondow dan di Gorontalo), Skripsi, Program S1 Pendidikan Sejarah, Universitas Negeri Gorontalo, Gorontalo

Sulistianingrum, Fitriana, (2014). “Pengaruh Perbedaan Persentase Tepung Biji Buah Pinang Terhadap Kualitas Sediaan Masker Kulit Wajah Berbahan Dasar Tepung Beras Sebagai Kosmetika Tradisional”, Jurnal e- Journal

Sustyorini, Emalia Nova, (2016) “Mantra Tata Rias Pengantin di Kabupaten Lamongan”, Jurnal Ilmu Sosial & Humaniora

Syahrir, Elvina, (2016) “Ungkapan Pantang Larang Masyarakat Melayu Belantik”, Jurnal Madah

Syarifira, Evi, (2018). Eksistensi Indo’ Botting di Kota Parepare: Suatu Studi Antropologi, Skripsi, Program S1 Antropologi, Universitas Hasanuddin, Makassar

Tarsya, Elyawati. (2017). Tradisi Pernikahan Masyarakat Melayu Sambas Studi Pada Prosesi Pra-Pernikahan di Desa Penakalan Kecamatan Sejangkung Kabupaten Sambas Tahun 1970-2011, Skripsi, Program S1 Sejarah dan Peradaban Islam Institut Agama Islam Sultan Muhammad Syafiuddin Sambas, Sambas

Taufik, (2016). Pandangan Tokoh Agama dalam Upacara Adat Pernikahan Melayu Sambas, Skripsi, Program S1 Pendidikan Sosiologi, Universitas Tanjungpura Pontianak,.

Tranggono, Retno Iswari dan Latifah, Fatma, (2013). Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan Kosmetik, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Ulandari, Uci, (2019). Peristilahan Perawatan Tubuh Secara Tradisional Pada Masyarakat Melayu Sambas Sebagai Model Pembelajaran Berbasis Teks, Skripsi, Program S1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Tanjungpura Pontianak, Pontianak

Yuniar, Sindi, (2018). Betangas Pada Adat Perkawinan Masyarakat Palembang di Desa Payakabung Kecamatan Indralaya Utara Kabupaten Ogan Ilir Provinsi Sumatera Selatan, Skripsi, Program S1 Pendidikan Sejarah IPS, Universitas Lampung, Bandar Lampung
Published
2020-07-27