PEMAKNAAN NAMA HANTU JAWA DALAM MAJALAH PANJEBAR SEMANGAT TAHUN 2017-2019

  • Winona Alma Della Program Studi Sastra Daerah untuk Sastra Jawa, Universitas Indonesia
  • Widhyasmaramurti Widhyasmaramurti Program Studi Sastra Daerah untuk Sastra Jawa, Universitas Indonesia
Keywords: discourse analysis, ghosts, Javanese, name meaning, Panjebar Semangat.

Abstract

The discussion of ghosts is one of the topics that can be discussed anywhere and anytime. Ghosts in society are known as entities that have certain names and characteristics. One of the interesting things to research is the meaning of the Javanese ghost name. The name of Javanese ghost in this study was obtained from the article Alaming Lelembut in Panjebar Semangat Magazine in 2017-2019. This research aims to describe the meaning of Javanese ghost names. The meaning of Javanese ghost names was obtained using qualitative methods and Dijk’s (1980) theories of discourse analysis in Renkema (2004) through 3 rules, namely the rules of elimination, generalization, and construction. The results showed that there are 6 known Javanese ghost names, namely, Banaspati, Sundel Bolong, Peri, Bajang Kerek, Gendruwo, and Wewe Gombel. From those 6 names, there are 23 different meanings from one ghost to another and 6 meanings are general. The difference in meaning in the names of Javanese ghosts is caused by the influence of ideas or ideas contained in the minds of Javanese people who are detailed and meticulous.

References

DAFTAR PUSTAKA
Afrianto, et.al. (2018). “Asal-Usul Nama Pulau Derawan, Maratua, Kakaban, dan Sangalaki di Kabupaten Berau Kalimantan Timur”. Jurnal Ilmu Budaya Vol. 2, No. 2, April 2018 e-ISSN 2549-7715 Hal: 129-137.
Anjani, Hanum Putri. (2017). 7 Hantu Perempuan yang Kecantikannya Sangat Melegenda. https://www.idntimes.com/hype/fun-fact/francisca-christy/hantu-perempuan-yang-kecantikannya-melegenda/7 diakses pada 16 Juli 2021, pukul 09:32 WIB.
Blogunik. (2019). Pohon Yang Dipercaya Sebagai Sarang Dan Tempat Tinggalnya Makhluk Halus. https://blogunik.com/pohon-yang-dipercaya-sebagai-sarang-dan-tempat-tinggalnya-makhluk-halus/ diakses pada 16 Juli 2021, pukul 15:36 WIB.
Dewi, Citra. (2016). Ini 3 Penjelasan Ilmiah Mengapa Orang Merasa Melihat Hantu. https://www.liputan6.com/global/read/2640938/ini-3-penjelasan-ilmiah-mengapa-orang-merasa-melihat-hantu diakses pada 16 Juli 2021, pukul 08:23 WIB.
Endraswara, Suwardi. (2004). Dunia Hantu Orang Jawa: Alam Misteri, Magis dan Fantasi Kejawen. Yogyakarta: Penerbit Narasi.
Eriyanto. 2001. Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media. Yogyakarta: LKis Yogyakarta.
Febrindasari, Chyndy. (2018). “Leksikon ‘Hantu’ dalam Bahasa Indonesia: Kajian Linguistik Antropologis”. UIN Walisongo Semarang. Jurnal Handayani (JH). Vol 9 (1) Juni 2018, hlm. 10-21.
Firsta, Tiv. (2020). Inilah Sebabnya Hantu Memiliki Wujud yang Berbeda di Setiap Negara. https://www.kompasiana.com/tivana68281/5e93e1713d68d5464021d742/inilah-mengapa-hantu-memiliki-perwujudan-yang-berbeda-beda-di-setiap-negara. Diakses pada 16 Juli 2021, pukul 08:37 WIB.
Fitriana, Atin. (2019). “Representasi Perempuan Jawa dalam Serat Wulang Putri: Analisis Wacana Kritis”. Universitas Indonesia. Paradigma Jurnal Kajian BudayaVol .9 No.3 (201 9): 213 –230.
Genta, Bonaventura D. dan Maha Zidan. (2018). Kisah Tanah Jawa. Jakarta: GagasMedia.
-----------------------------. (2019). Kisah Tanah Jawa Jagat Lelembut. Jakarta: GagasMedia.
Halimah, Umi. (2017). “Hantu Perempuan Jawa dalam Alaming Lelembut Sebagai Representasi Femme Fatale”. Universitas Diponegoro. Sabda: Jurnal Kajian Kebudayaan, Vol. 10, No. 1, hal. 1-24.
Ikhsan, Muhammad Zenuri, et al. (2020). “Sosialisasi Pendidikan Stop Bullying”. Universitas Ibn Khaldun. JURMA Jurnal Program Mahasiswa Kreatif Vol 4, No.1, Juni 2020, hlm.1-4.
Kushartanti, et.al. (2009). Pesona Bahasa: Langkah Awal Memahami Linguistik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Kusumaningrum, Widya. (2016). Skripsi. Komponen Makna ‘Panas’ dalam Bahasa Jawa. Program Studi Sastra Daerah untuk Sastra Jawa. Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya. Universitas Indonesia.
Kusumaningrum, Widya dan Widhyasmaramurti. (2021). “Hot in the Life of Javanese Society: Lexica, Meanings, and Relations,” in Suganda and Soriente (Ed.) Sociolinguistics and Dialectological Studies in Indonesia, p.255-284. New York: Nova Science Publishers Inc.
M.S, Mahsun. (2005). Metode Penelitian Bahasa: Tahapan strategi, metode dan tekniknya. Jakarta: Raya Grafindo.
-----------------. (2007). Metode Penelitian Bahasa. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Moleong, Lexy J. (2013). Metode Penelitian Kualitatif. Edisi Revisi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Mualafina, Rawinda Fitrotul. (2013). “Penafsiran di Balik Penamaan Hantu di Majalengka, Jawa Barat.” IKIP PGRI Semarang. Sasindo: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol. 1, No.2 September 2013.
Oktawirawan, Dwi Hardani dan Ananta Yudiarso. (2020). “Analisis Dampak Sosial, Budaya dan Psikologis Lajang di Indonesia”. Universitas Surabaya. Jurnal Pamator Volume 13 No. 2, Oktober 2020 Hlm. 213-217.
Poerwadarminta, W.J.S. (1939). Baoesastra Djawa.
Priyatmoko, Heri. (2017). Nyadran dan Kuburan. KEDAULATAN RAKYAT, Selasa 9 Mei 2017.
Rahardjo, Wahyu, et al. (2015). “Harga Diri, Sexting dan Jumlah Pasangan Seks yang Dimiliki oleh Pria Lajang Pelaku Perilaku Seks Berisiko”. Universitas Gunadarma. Jurnal Psikologi Volume 42, No.2, Agustus 2015:101-114.
Rahma, Fika Aghnia, et al. (2018). “Pergeseran Makna: Analisis Peyorasi dan Ameliorasi dalam Konteks Kalimat” Universitas Negeri Malang, Hasta Wiyata: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, 2018, halaman 1-11.
Rahyono, F.X., (2015). Kearifan Budaya dalam Kata Edisi Revisi. Jakarta: Penerbit Wedatama Widya Sastra.
Renkema, Jan. (2004). Introduction to Discourse Studies. Amsterdam/Philadelphia: John Benjamins Publishing Company.
Rizal. (2020). Sate Gagak, Pesugihan tanpa Tumbal namun Prosesnya Bisa Bikin Mati Berdiri. https://www.boombastis.com/pesugihan-sate-gagak/278753 diakses pada 15 Juli 2021, pukul 11:27 WIB.
Sastra Jawa Program Digitalisasi Sastra Daerah. (2002). “Definisi Peri”. Yayasan Sastra Lestari (Yasri). Tersedia di https://www.sastra.org/. Diakses pada 31 Juli 2021.
SEAlang Library Javanese Lexicography. (2002). “Definisi Banaspati”. Periplus Edition (HK). Tersedia di http://sealang.net/java/dictionary.htm. Diakses pada 30 Juli 2021.
SEAlang Library Javanese Lexicography. (2002). “Definisi Sundel Bolong”. Periplus Edition (HK). Tersedia di http://sealang.net/java/dictionary.htm. Diakses pada 31 Juli 2021.
SEAlang Library Javanese Lexicography. (2002). “Definisi Bajang”. Periplus Edition (HK). Tersedia di http://sealang.net/java/dictionary.htm. Diakses pada 31 Juli 2021.
SEAlang Library Javanese Lexicography. (2002). “Definisi Gendruwo”. Periplus Edition (HK). Tersedia di http://sealang.net/java/dictionary.htm. Diakses pada 31 Juli 2021.
SEAlang Library Javanese Lexicography. (2002). “Definisi Wewe Gombel”. Periplus Edition (HK). Tersedia di http://sealang.net/java/dictionary.htm. Diakses pada 31 Juli 2021.
Suyono, Capt. R. (2009). Dunia Mistik Orang Jawa. Yogyakarta: PT LKiS Printing Cemerlang
Wakidah, Anisa, et al. “Pergeseran Makna Sumpah dalam Bahasa Indonesia”. Universitas Sebelas Maret: Transformatika: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya Vol. 3, No. 2, September 2019, pp. 179-189.
Wasono, Sunu. (2015). Disertasi. Dongeng Lelembut di Rubrik Alaming Lelembut: Ciri, Makna, dan Fungsinya Bagi Majalah Panjebar Semangat dan Masyarakat Jawa. Program Studi Ilmu Susastra. Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya. Universitas Indonesia.
Wasono, Sunu. (2012). Para Lelembut Perempuan dalam Rubrik Alaming Lelembut. Proceedings of International Conference on Indonesian Studies, Bali: 8 – 11 Februari 2012.
Published
2023-06-19