PERBANDINGAN KADAR KURKUMIN DARI EKSTRAK KUNYIT DAN TEMULAWAK YANG DITENTUKAN DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI VISIBLE

  • Safrida Safrida Program Studi Sarjana Farmasi, Fakultas Farmasi, Universitas Muslim Nusantara Al-Washliyah Medan, Indonesia
  • Anny Sartika Daulay Program Studi Sarjana Farmasi, Fakultas Farmasi, Universitas Muslim Nusantara Al-Washliyah Medan, Indonesia
Keywords: Curcumin, turmeric and ginger, thin layer chromatography, visible spectrophotometry.

Abstract

Turmeric (Curcuma longa L.) is one of the plants known by the public as a spice that has many health benefits. Temulawak (Curcuma zanthorrhiza Roxb.) is one of Indonesia's rich spices that has been known for its benefits and properties since time immemorial. Curcumin is a natural chemical compound found in turmeric and ginger. The purpose of this study was to determine the levels of curcumin by using visible spectrophotometric methods from extracts of turmeric and temulawak using water as a solvent with the decoctation method. The extraction method chosen in this study is the decoctation method. Turmeric and temulawak were extracted by weight ratio of turmeric and solvent 1:3 at a temperature of 90ºC for 30 minutes. The results of this decoctation are separated by decantation. In the results of this liquid extract of turmeric and temulawak, a qualitative test of curcumin was determined using the thin layer chromatography (TLC) method with silica gel 60 F254 as stationary phase and chloroform: ethanol: glacial acetic acid (94: 5: 1) as mobile phase. Then the determination of curcumin levels in turmeric and temulawak extracts was carried out quantitatively using the visible spectrophotometric method. The results of the qualitative test using thin layer chromatography (TLC) obtained the value of curcumin Rf 0.54, turmeric extract Rf 0.54, temulawak extract Rf 0.54. The maximum wavelength obtained is 425.14 nm with an absorbance of 0.428. In determining the calibration curve, the regression equation y = 0.14114x-0.00452 is obtained with r = 0.99963. The levels of curcumin obtained using visible spectrophotometric methods are turmeric extract 80,91088± 1,83864  mg/gand temulawak extract 48,81070± 0,75803 mg/g.

References

Anggarwal, BB., (1995). Curcumin Analogues Of Curcumin And Novel Uses Thereof, Htttp://Www.Thepowerhour.Com/Curcumin/Turmeric.Pdf, Diakses Tanggal 20 September 2010.
Anggarwal, B., Bhatt, I.D., Ichikawa, H., Ahn, K.S., Sethi, G., Standur, S.K., Sundaram, C., Seeram, N., Shishodia, S., (2006). Curcumin – Biological And Medicinal Properties, htttp:www.sabinsa.com/products/curcumin-Book.Htm; Piscatawa, NJ, Diakses Tanggal 20 September 2010.
Azizah, B., Nina, S. (2013). Standarisasi parameter non spesifik dan perbandingan kadar kurkumin ekstrak etanol dan ekstrak terpurifikasi rimpang kunyit. Ahmad Dahlan University.Yogyakarta .Hal : 21-24.
Bintari, G. S., Windarti, I., & Fiana, D. N. (2014).Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb) as gastroprotector of mucosal cell damage. Medical Journal of Lampung University, 3(5), 77-84.
Cairns, D. (2008). Imtisari Kimia Farmasi. Edisi 2.Jakarta :EGC. Hal: 150.
Chintya,H., Michelle,A,C,P., Tanezsia,K,. (2021) Isolasi Kurkumin Dari Kunyit Putih Dengan Menggunakan Metode Maserasi Dan Kromatografi Lapis Tipis (KLT).Universitas sumatera utara.Hal : 205 – 208.
Daulay,A,S.,Syarifah,N., Astriliana,D. (2009). Universitas Muslim Nusantara Al-Washliyah. Hal 454 – 456.
Day, R.A., dan Underwood, A.L. (1999). Analisa Kimia Kuantitaif. Edisi empat.Jakarta :Erlangga. Hal : 393.
Depkes RI. (1995). Materia Medika Indonesia. JILID VI. Cetakan Keenam. Jakarta :Direktorat Jenderal Pengawasan Obat Dan Makanan.
Depkes RI (1979). Farmakope Indonesia. Edisi III. Jakarta :Departemen Kesehatan RI hal : 30
Depkes RI (2000). Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat.Cetakan Pertama.Jakarta :Departemen Kesehatan RI. Hal : 10-11.
Depkes RI. (1989). Materia Medika Indonesia. Jilid V. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Hal 549-553.
Dermawaty, D. E. (2015).Potential Extract Curcuma (Curcuma Xanthorrizal, Roxb) As Antibacterials. Jurnal Majority, 4(1), 5-11.
Ditjen POM. (1995). Farmakope Indonesia.Edisi IV.Jakarta :Kementerian Kesehatan RI. Hal : 1066
Fikriyah, U,Y., Dan Reni, S,N., (2021). Analisis Kadar Air Dan Kadar Abu Pada Teh Hitam Yang Dijual Dipasaran Dengan Menggunakan Metode Gravimetri.Universitas Islam Negeri Ar-Raniry. Banda Aceh :Hal 50-51.
Gandjar, I. G., dan Rohman A. (2012). Analisis Obat Secara Spektrofotometri Dan Kromatografi. Cetakan Pertama.Yogyakarta :Pustaka Pelajar. Hal : 468 – 482.
Harborne, J.B (1987). Metode Fitokimia, Edisi Ke Dua, ITB, Bandung.
Harisma,K., dan Chusniatun. (2013). Pemanfaatan Daun Salam (Eugenia Polyantha) Sebagai Obat Hebal Dan Rempah Penyedap Makanan.Universitas Muhammadiyah Surakarta. Hal 110 – 112
Jaelani.( 2009). Ensiklopedi kosmetika nabati.Jakarta : pustaka populer obor.
Kusbiantoro, D. (2018). Pemanfaatan Kandungan Metabolit Sekunder Pada Tanaman Kunyit Dalam Mendukung Peningkatan Pendapatan Masyarakat. Kultivasi, 17(1), 544-549.
Khamidah, A., Antarlina, S. S., & Sudaryono, T. (2017). Ragam Produk Olahan Temulawak Untuk Mendukung Keanekaragaman Pangan. Jurnal Litbang Pertanian, 36(1), 1-12.
Menkes (2017).Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta: Nomor HK.01.07. menteri kesehatan republik Indonesia.
Najib,A., Abd,M.,Aktsar,R,A.,Virsa,H., Rezki,A,S.,Risda,W.(2014). Standarisasi Ekstrak Air Daun Jati Belanda Dan Teh Hijau.Fitofarmaka Indonesia. Muslim indonesia university. Hal :241 – 243.
Nina, S., dan Barokati, A. (2003). Standrisasi Parameter Non Spesifik Dan Perbandingan Kadar Kurkumin Ekstrak Etanol Dan Ekstrak Terpurifikasi Rimpang Kunyit. Jurnal Ilmiah Kefarmasian, Vol.3, No.1, Hal : 21-30.
Prasetyo, s. (1998). Pengaruh Jenis Pelarut Dan Bentuk Irisan Rimpang Kunyit Terhadap Ekstrak Kurkumin Kunyit Dengan Metode Soxhlet. Skripsi Jurusan Teknik Kimia. Universitas Katolik Parahyangan Bandung.
Rahayu,W,S.,Tjiptasurasa,Dewi,I. (2010). Kurkuminoid Pentepan Kadarnya Pada Jamu Serbuk Temulawak (Curcuma Xanthorriza Roxb) Secara Spektrofotometri Ultraviolet-Visible. Universitas Muhammadiyah Purwokerto. Hal : 131 – 132.
Risthanti,R,R., Ririn, S., Devyani,D,W.,Tuti,J,A., (2019). Penetapan kadar kurkuminoid dalam ekstrak campuran curcuma domestica Val dan curcuma xanthorrhiza Roxb. Sebagai bahan baku jamu saintifik secara KLT-Densitometri. Universitas Surabaya. Indonesia.
Rukmana, R. H. (1994). Kunyit.Yogyakarta : vanicius. Hal : 9-30.
Rohman, a. ( 2007). Kimia Farmasi Analisis. Cetakan I. Yogyakarta.Penerbit Pustaka Pelajar.Gadjah Mada University Press.
Said, a. (2007). Khasiat Dan Manfaat Kunyit. Jakarta :PT Sinar Wadja Lestari. Hal : 1-29.
Siswanto., Dan Yuli, W. (1997). Penangan Hasil Panen Tanaman Obat Kosmetik. Semarang : Trubus Agriwidiya. Hal : 56 – 62.
Silalahi, M. (2017).Syzygium polyanthum (Wight) Walp.(Botani, Metabolit Sekunder dan Pemanfaatan). Jurnal Dinamika Pendidikan, 10(1), 187-202.
SuharsantiR, CAstutiningsih,& ND Susilowati. 2020. Kadar KurkuminEkstrak Rimpang Kunyit (Curcuma Domestica) Secara KLT DensitometriDengan Perbedaan Metode Ekstraksi. Journal Wiyata, 7(2): 86.
Stahl, E., (1969). Thin Layer Chromatography : A laboratory Handbook, 2th ED, Springer Verlag, Berlin, pp. 97-101.
Syamsudin, R. A. M. R., Perdana, F., Mutiaz, F. S., Galuh, V., Rina, A. P. A., Cahyani, N. D., ... & Khendri, F. (2019). Temulawak Plant (Curcuma Xanthorrhiza Roxb.) As Traditional Medicine.Farmako Bahari, 10, 51-65.
Wijayakusuma, H. (2005). Atasi Kanker Dengan Tanaman Obat. Jakarta: Puspa Swara. Hal: 48-49.
Winarto, W.P. (2003) khasiat dan manfaat kunyit. Agromedia Pustaka. Jakarta. Hal : 1-15
Published
2023-06-26