STATUS PERJANJIAN HUTANG PIUTANG YANG DILAKUKAN OLEH RENTENIR SEBAGAI KREDITUR DITINJAU DARI FIKIH MUAMALAH ( Studi Kasus Pada Putusan Nomor 202/Pdt.G/2020/PN Mlg )

  • Muhammad Hambali STAI Mempawah
Keywords: Perjanjian, hutang piutang, fikih muamalah

Abstract

Beberapa tahun terahir perkembangan perekonomian Islam sangat pesat sekali. Kemudian untuk mengikuti perkembangan perekonomian yang berbasis Islam tersebut berdirilah lembaga keuangan syariah dengan system pengolaan yang sesuai dengan syaiat. Tetapi masih saja banyak masyarakat yang melakukan transaksi hutang piutang kepada rentenir dengan tidak adanya kesepakatan yang jelas tentu dengan pengembalian dengan tambahan yang besar. Hal seperti ini sangat meresahkan, dan banyak menimbulkan kerugian kepada debitur. Penelitian ini berfokus pada kasus yang ada dalam putusan Nomor 202/Pdt.G/2020/PN Mlg. Penelitian ini dilakakukan dengan menggunakan pendekatan literature review hutang piutang dalam fikih muamalah. Kemudian dianalisa dengan materi-materi yang telah ada sehingga dapat menguraikan permasalahan ini dengan jelas. Suatu hutang piutang yang dilakukan seseorang harus mempunyai perjanjian yang jelas. Baik perjanjian itu dilakukan secara lisan maupun dengan cara tertulis dengan menghadirkan sejumlah saksi. Sangat banyak sekali manfaat yang didapat jika suatu hutang piutang dituangkan dalam tulisan. Semua itu dijelaskan secara langsung dalam QS. Al Baqarah Ayat 282 yang terkenal dengan ayat Muamalah.

References

Aminudin dan Zaenal Asikin, 2003, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Jakarta; PT. Raja Grafindo.
Abdurrahman Al-Jaziri,1996, al Fiqh ‘ala almadhab al-Ar-ba’ah, Juz 2, Beirut; Dar-Al Kutub al-ilmiyah.
Ahad Musthafa, Tafsir al Maghribi, jilid III.
Amir syarifuddin,2003, Garis-garis besar fikih, Jakarta; Prenada media.
Ahmad Wardi muslich, 2010, Fikih Muamalah, Jakarta; Amzah.
Al Hafidz Zaki Al Din Abd al-Azim Al Munziri, 2000, Muhtasar Shohih Muslim, terjemahan Jamaluddin dan Mochtar Zoerni, Bandung; Mizan.
Azharuddin Lathif, 2005, Fiqih Muamalah, Jakarta; UIN Jakarta Press.
Azhar Alam, 2021, Unsur Riba dalam Pebedaan Konsep Pinjaman Kredit anatara Rentenir dan Bank Plecit.
Abu Sura’I Abdul Hadi, Bunga Bank Dalam Islam.
Choiruman Pasaribu Suhrawandi K Lubis,1994, Hukum Perjanjian Dalam Islam, Jakarta; Sinar Grafika.
Deni Insan Kamil, Pengaruh Rentenir Terhadap Kesejahteraan Pedagang Pasar Tradisional Studi
Gatot Supramono,2013, Perjanjian Hutang-piutang, Jakarta; Kencana.
Isnawati Rais, dkk, 2011, Fikih Muamalah dan Aplikasinya dalam Lembaga Keuangan Syariah, Jakarta; Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidaatullah.
M quraish shihab,2002, Tafsil Al Misbah, Jilid 1, Jakarta; Lentera Hati.
Muhammad Nashiruddin Al Albani, 2007, Shahih Sunan Abu Daud, Jakarta; Pustaka Azzam.
Poerwadarminto, 2003, KBBI, Jakarta; Balai Pustaka.
R. Subekti, R. Tjitrosudibyo, 2002, Kitab Undang-undang Hukum Perdata, Jakarta: Pradnya Paramita.
Sugiono,2008, Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif dan R & D, Bandung; Alfabeta.
Suhrawardi, 2005, Hukum Ekonomi Islam, Jakarta; Sinar GrSubekti.
Sayyid Sabiq,2013, Fikih Sunnah, Terjemahan Syauqina, PT Tinta Gemilang, 2013.
Shofiyun Nahidhoh,2014, Sistem Kredit dalam Ekonomi Islam Tinjauan Tafsir AhkamPasar.
V Harlen Singa, 2015, Hukum Acara Perdata, 2015, Jakarta: Erlangga.
Wirjono Prodjodikoro,2000, Asas-asas Hukum Perjanjian, Bandung; Mandar Maju.
Wahbah zuaili, 2007, al fiqh al islami wa dillatuhu, jilid 5, Jakarta; gema insani dar al fikr.
Published
2021-12-30
How to Cite
Hambali, M. (2021). STATUS PERJANJIAN HUTANG PIUTANG YANG DILAKUKAN OLEH RENTENIR SEBAGAI KREDITUR DITINJAU DARI FIKIH MUAMALAH ( Studi Kasus Pada Putusan Nomor 202/Pdt.G/2020/PN Mlg ). Shar-E : Jurnal Kajian Ekonomi Hukum Syariah, 7(2), 99-112. https://doi.org/10.37567/shar-e.v7i2.862